Pada umumnya, kita mengenal
kata “be” atau “to be”
dalam Bahasa Indonesia berarti ‘adalah’. Yang perlu diketahui, “be” atau “to be” dalam kalimat Bahasa Inggris merupakan kata kerja bantu (auxiliary verb). Auxiliary verb “to be”
digunakan apabila dalam kalimat tidak memiliki kata kerja yang menyatakan
aktivitas. Kita mengenal pola kalimat SPO (Subjek-Predikat-Objek). Nah, “to be” berfungsi sebagai pengganti
predikat dalam kalimat supaya menjadi kalimat utuh. Perhatikan contoh berikut:
Contoh:
·
I read a book. (Saya membaca
buku)
Kata
“read” merupakan kata kerja yang menyatakan
aktivitas.
·
I am a student. (Saya seorang
siswa*)
“to be” am hanya kata kerja bantu untuk melengkapi pola kalimat karena
tidak ada kata kerja yang menyatakan aktivitas, kita tidak bisa menuliskan
kalimat “I a student” karena pola kalimatnya harus SPO.
*) Pada umumnya kita diajarkan bahwa arti dari kalimat “I am a
student” yaitu “Saya adalah seorang siswa”.
Hal tersebut tidak salah. Hanya karena faktor pengetahuan yang diajarkan untuk
anak sekolah dasar agar lebh mudah dipahami.
Example:
· The car is in the garage. It is my father’s car. (Mobil itu ada di garasi. Dia mobil ayah saya)
· Tomy and Yudi play
badminton. They are happy. (Tomy dan Yudi bermain bulu tangkis. Mereka
bahagia)
Dua contoh kalimat di atas adalah contoh kalimat yang
menggunakan “be” atau “to be”. Agar lebih mudah memahami,
subjek I, You, We, They, He, She, It
disebut sebagai Subjective Pronoun. Subjective Pronoun adalah kata ganti
untuk subjek dalam kalimat. Tujuannya agar tidak terjadi pengulangan kata
benda/subjek yang sama terus menerus dalam teks.
Dalam pengertiannya:
I = saya
You = kamu/Anda/kalian
We = kami/kita
They = mereka
He = dia (untuk laki-laki)
She = dia (untuk perempuan)
It = dia (bukan orang)
Perhatikan kalimat “1)The
car is in the garage. 2)It
is my father’s car.” Pada kalimat pertama subjeknya adalah “The car”.
Pada kalimat kedua diganti dengan Subjective Pronoun “It”.